Mungkin aku memang aneh. Di matamu, di matanya, di mata kalian semua.
Aku tak yakin aku tak salah. Aku tahu aku tak selalu benar. Aku tahu
keputusanku ekstrim. Keputusan yang membentur garis batas normal orang awam.
Keputusan yang mengundang kontroversi. Pro dan kontra. Kalian berebut
menilaiku, mengkategorikanku, menghakimiku. Kalian menganggapku sangat salah,
tak ada benarnya sedikit pun. Dengan angkuh menentukan semuanya, seolah menjadi
Tuhan. Dengan segala kesombongan, tanpa sadar memperjelas kesalahan sendiri di
atas kesalahanku. Yah, memang, aku benar-benar aneh. Sungguh, aku
yang salah. Sungguh, kalian yang benar. Atau kita sama-sama benar? Sama-sama
salah? Entahlah, aku lelah. Lelah terhadap sesuatu yang bukan porsiku, yang
jawabnya tak akan bisa diterka manusia. Lelah terhadap semua ini. Ya, aku
lelah. Lelah dan salah.
17.1.13
Suatu Perbincangan dengan Hujan
Rintikan
yang menggelitik
jatuh
pelan-pelan, berirama
menyenandungkan
memori lama
Aku yang duduk
di jendela itu
pada masa itu
terdiam dalam kerinduan
Berkata tanpa bicara
Berteriak tanpa suara
Bernyanyi tanpa nada
tak ada yang tahu
hanya hujan
Hujan
seolah kamu, sayang
sama-sama
bisa mengerti
sama-sama
bisa selalu tahu
sama-sama
bisa mendengar
aku,
dalam bisuku
Beginilah
caramu mencintaiku
menerjunkan
rindumu agar bisa bertemu dengan rinduku
Lalu saling
meraung deras
beradu dalam
suatu perbincangan
Di masa itu
masih di jendela itu
senja mencuatkan siluet
pada diriku yang masih pilu
atas kepergianmu
Kamu dan Aku
Aku tahu kita
sama-sama
tak tahu
satu sama
lain
Aku tahu
kita
tak punya
ikatan apa-apa
dan tak
bersama
Aku tahu
antara
aku dan kamu
saling
menerka takdir masing-masing
Aku tahu
diantara kita
Mungkin iya
mungkin tidak
masih tanda
tanya
Mungkin kamu
bukan takdirku
Tapi apa
salah jika aku yakin
Untuk saat
ini saja?
Di Halte
Seperti
menunggu bis
jurusan
pulang
Ketika
mentari mulai nampak
Seperti
menunggu bis
jurusan
pulang
Saat terik
merah menyala
Seperti
menunggu bis
jurusan
pulang
Malam pun
merayap perlahan
Menunggu dan
menunggu
selalu di
tempat yang sama
Menunggu
lalu menunggu
meski yang
ditunggu tak merasa
Menunggu
hingga jemu
walau waktu
terus berlalu
Menunggu
selamanya
sampai tiba
jemputan cinta
Subscribe to:
Posts (Atom)